Beranda | Artikel
Kisah Anjing yang Marah Ketika Nabi Shallallahu alaihi wa sallam Dihina
Jumat, 18 November 2016

Ketika agama, Allah dan Nabi-Nya dihina tentu kita sebagai muslim akan tidak terima dan bisa jadi marah. Alam semesta selain manusia saja tidak akan ridha jika agam  ini dicela. Perhatikan kisah berikut yang cukup mencengangkan, kisah seekor anjing yang menyerang seorang penista Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan membuat 40.000 orang masuk Islam karena melihat kejadian ini.

ذكر عن جمال الدين إبراهيم بن محمد الطيبى أن بعض أمراء المغل تنصر فحضر عنده جماعة من كبار النصارى والمغل فجعل واحد منهم ينتقص النبي صلى الله عليه وسلم وهناك كلب صيد مربوط فلما أكثر من ذلك وثب عليه الكلب فخمشه فخلصوه منه وقال بعض من حضر هذا بكلامك فى محمد صلى الله عليه وسلم فقال كلا بل هذا الكلب عزيز النفس وآل أشير بيدى فظن أنى أريد أن أضربه ثم عاد إلى ما كان فيه فأطال فوثب الكلب مرة أخرى فقبض على زردمته فقلعها فمات من حينه فأسلم بسبب ذلك نحو اربعين الفا من المغل

Disebutkan dari Jamaluddin Ibrahim bin Muhammad ath Thibi bahwa ada seorang penguasa Mongol yang murtad menjadi nasrani. Suatu hari sejumlah para pembesar Nasrani dan Mongol berkumpul. Mulailah salah satu dari mereka menghina Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Di ruangan itu terdapat anjing pemburu yang terikat.

Tatkala orang tersebut terus-menerus menghina Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, tiba tiba anjing tersebut  melompat menerkamnya dan berhasil mencakar cakar wajahnya sebelum akhirnya orang orang yang hadir bisa menyelamatkannya dari cakaran anjing.

Salah seorang hadiri berkata, “Ini karena hinaanmu terhadap Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam”.

Ia berkata, “Bukan, Namun anjing itu terlalu peka . Dia melilihat aku berisyarat dengan tanganku ke arahnya lantas dia mengira bahwa aku akan memukulnya”

Kemudian dia kembali menghina Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bahkan berpanjang k ata menghina, tiba tiba anjing tersebut kembali meloncat menerkam dan menggigit kerongkongannya lalu menariknya hingga putus. Matilah orang tersebut seketika. Kejadian ini menjadi sebab ada kurang lebih 40 ribu orang Mongol masuk Islam.[1]

Perbuatan mencela agama sangat tercela demikian juga terlarang dijadikan bahan candaan untuk membuat tertawa manusia meskipun tidak ada niat melecehkan.

Allah berfirman,

ﻭَﻟَﺌِﻦ ﺳَﺄَﻟْﺘَﻬُﻢْ ﻟَﻴَﻘُﻮﻟُﻦَّ ﺇِﻧَّﻤَﺎ ﻛُﻨَّﺎ ﻧَﺨُﻮﺽُ ﻭَﻧَﻠْﻌَﺐُ ۚ ﻗُﻞْ ﺃَﺑِﺎﻟﻠَّﻪِ ﻭَﺁﻳَﺎﺗِﻪِ ﻭَﺭَﺳُﻮﻟِﻪِ ﻛُﻨﺘُﻢْ ﺗَﺴْﺘَﻬْﺰِﺋُﻮﻥَ ﻟَﺎ ﺗَﻌْﺘَﺬِﺭُﻭﺍ ﻗَﺪْ ﻛَﻔَﺮْﺗُﻢ ﺑَﻌْﺪَ ﺇِﻳﻤَﺎﻧِﻜُﻢْ

“Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentu mereka akan menjawab: “Sesungguhnya kami hanya BERSENDA GURAU dan BERMAIN-MAIN saja”. Katakanlah: “Apakah dengan Allah, ayat-ayatNya dan RasulNya kamu selalu BEROLOK-OLOK?” Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu kafir sesudah beriman… [At Taubah : 65-66]

Ulama telah bersepakat bahwa penghina Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam hukumannya adalah dibunuh.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata,

وهذا الإجماع قد حكاه غير واحد من أهل العلم كالإمام إسحاق بن راهويه وابن المنذر والقاضي عياض والخطابي وغيرهم .

 “Ijma’ ini diriwayatkan oleh banyak ahli ilmu seperti imam Ishaq bin Rahuwaih, Ibnul Mundzir, Al-Qadhi ‘Iyadh, Al-Khattabi dan lainnya.”[2]

Akan tetapi CATATAN PENTING yang perlu diperhatikan bahwa yang melakukan eksekusi hukuman mati adalah oleh pemerintah atau penguasa yang sah, BUKAN main hakim sendiri. Prosedur pembuktian juga harus berdasarkan prosedur hakim. Inilah indahnya ajaran Islam

Syaikh Abdurrahman al-Barrak hafidzahullah mengatakan:

وإن كان السابّ معاهداً كالنصراني كان ذلك نقضاً لعهده ووجب قتله ، ولكن إنما يتولى ذلك ولي الأمر

“Jika orang yang mencela Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang kafir yang tidak memerangi kaum muslimin, misalnya  orang Nasrani, maka dia ini berarti telah membatalkan kesepakatan damai dengannya, sehingga wajib dibunuh. Akan tetapi, yang melakukan hal itu adalah pemimpin.”[3]

Demikian semoga bermanfaat

@Gemawang, Yogyakarta Tercinta

Penyusun: Raehanul Bahraen

Artikel www.muslimafiyah.com

 

[1] Durarul Kaminah 4/152-153, Ibnu Hajar al Asqalani, Majlis Dairah Al-Ma’arif, Syamilah

[2] Sharimul Maslul 16-2/13

[3] Sumber: http://islamqa.info/ar/14305


Artikel asli: https://muslimafiyah.com/kisah-anjing-yang-marah-ketika-nabi-shallallahu-alaihi-wa-sallam-dihina.html